Tawuran dikalangan remaja sekarang ini sudah sangat sering terjadi. Hal yang sepele pun bisa menjadi pemicu para remaja yang masih memakai seragam sekolah untuk mengadu jotos bahkan saling membunuh..sereeeeem. Lantas faktor apa yang menyebabkan remaja bisa sampai begitu tidak malu lagi untuk melakukan tawuran.
Psikolog Henni Norita dari Lembaga Psikologi Hikari. Ia mengatakan, sedikitnya ada empat faktor psikologis atau kejiwaan mengapa remaja terlibat tawuran, yaitu:
A. Faktor Internal
Remaja yang terlibat perkelahian biasanya kurang mampu melakukan adaptasi pada situasi lingkungan yang kompleks. Situasi ini biasanya menimbulkan tekanan pada setiap orang. Tapi pada remaja yang terlibat perkelahian mereka kurang mampu untuk mengatasi, apalagi memanfaatkan situasi itu untuk pengembangan dirinya.
Mereka biasanya mudah putus asa, labil, cepat emosi, sensitif, cepat melarikan diri dari masalah, menyalahkan orang atau pihak lain pada setiap masalahnya, dan memilih menggunakan cara singkat untuk memecahkan masalah.
B. Faktor Keluarga dan Pola Asuh
Rumah tangga yang dipenuhi kekerasan (entah antarorangtua atau pada anaknya) jelas berdampak pada anak.
"Nah, Anak ketika meningkat remaja, belajar melakukan kekerasan pula. Sebaliknya, orang tua yang terlalu melindungi anaknya ketika remaja akan tumbuh sebagai individu yang tidak mandiri dan tidak berani mengembangkan identitasnya yang unik". jelas ibu Henni.
Begitu bergabung dengan teman-temannya, lanjut dia, akan menyerahkan dirinya secara total terhadap kelompoknya sebagai bagian dari identitas yang dibangunnya.
C. Faktor Sekolah
Sekolah bukan dipandang sebagai lembaga yang harus mendidik siswanya menjadi sesuatu. Tetapi sekolah terlebih dahulu harus dinilai dari kualitas pengajarannya.
D. Faktor Lingkungan
Lingkungan di antara rumah dan sekolah yang sehari-hari remaja alami, juga membawa dampak terhadap munculnya perkelahian. Misalnya lingkungan rumah yang sempit dan kumuh, dan anggota lingkungan yang berperilaku buruk. Di antaranya, narkoba, tayangan kekerasan di TV yang hampir setiap hari disaksikan.
Rasa solidaritas kelompok yang tinggi pada para pelajar SMU, bukan hanya terjadi ketika mereka senang, melainkan juga terjadi saat-saat duka, ada ancaman, kesulitan dan sebagainya.
Ibaratnya Narkoba, tawuran juga seperti itu guys, sensasinya hanya sesaat. Jika ada yang terluka dan sampai ada yang tewas, bukan tidak mungkin bisa juga berdampak buruk pada kejiwaan sang pelaku tawuran.
Image source: nyunyu.com
Stop Tawuran Guys !!!!
Tanggal 29 Sep 2012, Deklarasi perdamaian untuk menghentikan pertikaian antar sekolah di Jakarta. Deklarasi ini bertajuk "Aksi Damai Pelajar Stop Tawuran" yang digagas oleh alumni Budi Utomo, Gerakan Pemuda Tamansiswa, dan Solidaritas anak jalanan untuk demokrasi. Deklarasi ini sengaja buat oleh sebab maraknya kasus tawuran yang dilakukan antar pelajar sekolah.
"Kami akan membuat pernyataan yang akan diserahkan ke Polda Metro Jaya, DPRD, dan DPR, tujuannya bukan hanya aksi kali ini, tapi juga sosialisasi ke sekolah-sekolah lain. Tentu ini juga membutuhkan peran serta dari masyarakat untuk membantu kita mencegah tawuran agar tidak terus terjadi, terutama dari orang tua dan pihak sekolah," ungkap Otoy Hartoyo selaku ketua Aksi Damai Stop Tawuran.
Acara ini digelar di lapangan SMAN 1 Budi Utomo, dan dihadiri oleh 23 SMA dan SMP di Jakarta. Penyalaan lilin juga dilakukan untuk menghormati semua korban tawuran, dan pastinya, dengan menyalakan lilin, berarti dimulai juga gerakan untuk stop tawuran. Para alumni yang berasal dari perwakilan sekolah-sekolah yang datang, menandatangani pernyataan sikap untuk menghentikan tawuran.
By the way, semoga ini wajib menjadi deklarasi yang benar-benar terjadi, dan nggak menjadi acara cuap-cuap saja. Stop tawuran guys!!!